Busy Board untuk Nora
Oleh: Ida Purwanti
17/8/2025
Abdi meraut ujung pensil warnanya yang tumpul. Sesekali Abdi melongok ke luar jendela menunggu ayah dan bundanya pulang.
“Abdi, ayo makan dulu. Kakak masak ayam kecap, lho,” kata Kak Cita sembari menyiapkan menu makan siang kesukaan Abdi.
“Ayah dan bunda kenapa belum pulang, ya, Kak?” tanya Abdi gelisah.
“Sabar, sebentar lagi pasti sampai. Kita makan dulu saja, yuk! Setelah itu, Abdi bantu Kakak menyiapkan kamar untuk Nora nanti, ya!”
Abdi mengangguk kemudian menyusul Kak Cita ke ruang makan menyantap menu lezat siang itu.
Pagi ini, ayah dan bunda pergi ke terminal kota untuk menjemput Nora. Sepupu Abdi yang masih berumur tiga tahun. Orang tua Nora yaitu Tante Lita harus mengikuti serangkaian pemeriksaan kesehatan dan tes laboratorium di rumah sakit. Sedangkan Om Doni, suaminya sedang dinas ke luar kota.
Tante Lita dan Om Doni tidak memiliki asisten rumah tangga. Sehingga, Nora kerap dititipkan ke rumah mereka ketika ada keperluan penting, karena mereka satu-satunya keluarga terdekat Tante Lita. Abdi dan Kak Cita juga bersedia bergantian menjaga Nora, karena kebetulan sedang libur sekolah. Tak berapa lama, ayah dan bunda tiba bersama dengan Nora.
Abdi dan Kak Cita menjaga Nora dengan penuh kasih sayang. Nora sangat senang bermain sambil berceloteh riang. Terkadang, Nora sedikit rewel ketika bosan. Abdi dan Kak Cita seringkali kebingungan mencari permainan baru untuk Nora. Ayah dan bunda meminta keduanya untuk tidak memberikan gadget kepada Nora, sesuai pesan Tante Lita.
“Kak Cita, Nora sepertinya bosan dengan mainan itu-itu saja,” kata Abdi.
“Kamu masih punya mainan lagi di kamar, Abdi?” tanya Kak Cita.
“Tidak ada, Kak. Semua mainan Abdi sudah disumbangkan ayah dan bunda ke panti asuhan bulan lalu,” terang Abdi kepada kakaknya.
Kak Cita manggut-manggut sembari merapikan kardus-kardus bekas air mineral. Sebelum ayah dan bunda berangkat ke terminal, mereka berpesan kepada Kak Cita untuk merapikan kardus bekas acara arisan warga semalam di rumah mereka.
“Tunggu dulu, Kak!” seru Abdi tiba-tiba. “Bagaimana kalau kita membuat mainan dari kardus bekas, Kak?” sambung Abdi bersemangat.
Kak Cita berpikir sejenak, kemudian setuju dengan ide Abdi. Keduanya lalu membuat sebuah papan besar dari kardus bekas. Abdi dan Kak Cita juga mengumpulkan barang-barang bekas lainnya sebagai bahan untuk membuat mainan pelengkapnya. Tak berapa lama, Abdi dan Kak Cita berhasil menyelesaikan papan mainan untuk Nora.
Papan itu berisikan berbagai macam permainan sederhana. Orang-orang biasa menyebutnya dengan ‘Busy Board’. Namun, Abdi dan Kak Cita menyebutnya papan ajaib, karena meski hanya sebuah papan tetapi memiliki banyak mainan di atasnya. Tentunya bisa di bawa kemana saja.
Papan ajaib buatan Abdi dan Kak Cita diantaranya berisi berbagai mainan seperti jam dinding dan wayang kecil dari kardus yang bisa digerakkan, bola-bola kecil dari kain perca dan juga pita warna-warni yang saling terhubung. Semua permainan di atas papan itu bisa dimainkan secara bergantian.
Benar sekali, Nora betah berlama-lama memainkan berbagai macam permainan sederhana dalam papan ajaib itu sambil sesekali berceloteh lucu. Saat lelah bermain, Nora akan minum susu lalu kemudian tidur tanpa rewel lagi.
Esok harinya, Nora telah kembali bersama Tante Lita dan Om Doni, Abdi dan Kak Cita dengan senang hati membawakan papan ajaib buatan mereka untuk Nora. Nora terlihat sangat gembira membawa papan ajaib itu bersamanya. Abdi dan Kak Cita ikut bahagia, mereka akan merindukan celoteh Nora saat memainkan papan ajaib itu.
-Tamat-