Bara merengut. Banjir merenggut tempat bermain kesayangannya. Tadinya sungai adalah tempat bermain yang bersih dan menyegarkan, sampai benda itu datang menyerang. Benda itu menggembung dan terapung di permukaan sungai. Sungguh banyak dan menjijikkan.
“Huh, siapa lagi yang membuang diaper di sini?” serunya jengkel. Setiap hari Ayah dan Bara tidak berhenti memungut diaper dari sungai. Banyak yang percaya, bahwa diaper yang dibuang akan menghindarkan bayi dari penyakit kulit.
Diaper bekas itu dikumpulkan menjadi satu untuk dikubur di halaman belakang rumah. Begitu seringnya mereka memungut diaper, sehingga membentuk gunung yang makin tinggi. Ayah bergumam,”Akan dikubur di mana lagi ya sampah-sampah ini?”
“Bagaimana jika dibakar saja, Yah?”
Ayah menggeleng. Pembakaran diapers bisa menyebabkan polusi.
“Ayah punya rencana besar. Maukah Bara membantu Ayah?”
Mata Bara membulat. Rencana Ayah terdengar menarik. Bara jadi penasaran.
“Mari mencoba membuat pupuk dari popok bayi. Ayah mau berlatih dari youtube. Bara pasti bisa membantu, asal sabar dalam pembuatannya,” terang Ayah.
Esok hari, tahap pertama pun dimulai. Bara meniru Ayah memisahkan gel dan bungkusnya. Mereka hanya memilih diapers berisi air seni. Diaper harus dirobek pelan-pelan, dan mengeluarkan gel di dalamnya.
Bara menahan geli saat meremas gel bekas diapers. Ia tidak menyukai aroma diapers bekas.
“Aduh, baunyaa! Ayah, bagaimana kalau aku bantu mengaduk gel saja?” tanya Bara
Ayah mengangguk. Tangannya sibuk bekerja merermas gel berisi air seni. Lalu ia menuangkan sekam bakar di atas gel.
“Bara, campurkan gel dan sekamnya bersama. Pakai cangkul untuk mengaduk,” seru Ayah.
Bara mengangkat cangkul, berusaha mencampurkan gel dan sekam. Wah, berat sekali rasanya. Peluhnya mulai bercucuran.
“Sudah cukup. Sekarang waktunya tahap kedua. Kita harus mencampur adonan dengan ramuan rahasia!” kata Ayah.
Mereka memindahkan adonan gel dan sekam ke dalam ember besar. Bara melihat Ayah membaca catatan kecilnya berulang kali.
“Catatan apa, Yah?”
“Ini larutan mol, pencampur yang membuat diapers menjadi pupuk.”
“Kita akan membuatnya besok. Temani Ayah membeli air kelapa, ya,” kata Ayah. Keesokan harinya, mereka membeli 1 liter air kelapa. Ternyata air kelapa ini masih harus dicampur dengan bahan ajaib lainnya.
Bara membaca catatan Ayah. “Gula jawa 600 gram, air cucian beras 1 liter, terasi, dan keong emas. Wow, aku bisa mencari keong di sawah besok!’ serunya bersemangat.
Sepanjang pagi, Bara mencari keong yang bersembunyi di antara batang padi. Wajahnya memerah terbakar sinar matahari. Kini ia akan membantu Ayah membuat larutan lagi.
Ayah terlihat sibuk menyisir gula jawa. Bara menyerahkan keong emasnya kepada Ayah.
“Lendirnya susah hilang, Yah. Bagaimana?” tanya Bara
Ayah merendam keong dengan air garam dan air cucian beras. Kini keong sudah bersih dan siap ditumbuk.
“Hati-hati menumbuknya, nanti lantai akan susah dibersihkan,” kata Ayah mengingatkan. Bara diminta menumbuk keong hingga menjadi cairan hitam. Bara juga sudah berhasil melembutkan gula jawa miliknya dengan potongan apel. Kini saatnya mencampur semua bahan.
“Bara ingin belajar membuat sendiri. Boleh ya, Ayah?” Ia berusaha meniru Ayah memasukkan gula jawa ke dalam larutan keong, bersama dengan air kelapa, air beras, dan terasi.
“Nanti kita lihat, apakah larutan milik Bara jadi,” kata Ayah. Mereka menutup ember berisi mol dengan plastik lebar. Kemudian mereka harus menunggu selama tujuh hari. Ah, Bara sudah tidak sabar ingin melihat hasilnya.
Waktu panen moll tiba! Mol milik Ayah mengeluarkan bau asam, banyak buih di permukaannya.
“Ah, berhasil!” seru Ayah. Bagaimana dengan milik Bara, ya?
Bara membuka embernya, dan tercium bau busuk. Mol miliknya gagal.
“Mengapa bisa gagal, Yah?” tanya Bara.
“Karena mungkin takaran gulanya tidak tepat. Di catatan Ayah tertulis 600 gram. Berapa takaran Bara?”
“Ehm, kalau tidak salah 500 gram saja.”
Nah, sekarang Bara tahu kesalahannya. Meskipun mol miliknya gagal, mereka tetap bisa memakai mol milik Ayah. Akhirnya mereka berhasil membuat popok dari diapers.
Betapa senang hati Bara. Semoga sungai kembali bersih, dan ia bisa kembali berenang sepuasnya!