Berpuluh tahun kemudian, di sebuah ruangan istimewa dalam Istana Laut. Ruangan yang dipenuhi buku-buku dan pena. Seorang lelaki yang gagah tengah tekun mencatat sesuatu.
“Pamanda I La Galigo, apa yang Pamanda tulis?” tanya seorang anak kecil berambut ikal. Matanya begitu jernih bak tetes air laut.
“Pamanda menulis kisah keluarga kita, agar manusia di Dunia Tengah tahu dari mana asal-usul mereka,” kata I La Galigo seraya menghentikan goresan penanya.
“Ke mana Pamanda akan menyerahkan surat itu? Apakah akan dibawa oleh pasukan buih di lautan?”
“Tidak, Pamanda akan memasukkannya ke dalam pikiran para penyair dan pencerita … “
“Oh, bagaimana caranya?”
“Mereka akan tahu … “ I La Galigo mengusap kepala anak itu dengan senyum penuh arti.


