Bayangan Kota Tua - Episode 5
Oleh: Hafiyan Al Muqaffi Umary
Episode 5 dari 12
Episode 5: Jejak yang Tertinggal
Ringkasan episode sebelumnya:
Raka menemukan sebuah foto tua di loteng rumah peninggalan kakeknya. Dalam foto tersebut, terlihat sosok pria yang mirip dirinya berdiri di depan sebuah gedung tua yang sudah tak ada di peta kota. Bersama sahabatnya, Anya, mereka mencari tahu asal-usul bangunan itu dan menemukan koordinat misterius yang mengarah ke kawasan kota lama yang terbengkalai.
Hujan turun deras sore itu. Raka memandangi jendela toko antik yang sudah tak beroperasi sejak tahun 1987. Butiran air di kaca seperti mencoba menyembunyikan bayangan masa lalu yang mulai menguak.
"Kau yakin ini tempatnya?" tanya Anya dengan suara gemetar, tangannya menggenggam senter kecil.
"Iya. Lantai kayunya masih sama seperti di foto," jawab Raka sambil menunjukkan foto yang kini sudah mulai luntur.
Mereka melangkah masuk perlahan. Suara lantai berderit seolah menyambut tamu lama. Bau kayu lapuk dan debu menyergap hidung mereka. Di dalam, segala sesuatu tampak membeku dalam waktu—meja kasir, kursi tua, bahkan kalender yang berhenti di tanggal 18 Juli 1975.
Mereka memeriksa tiap sudut. Di balik rak buku yang condong ke kanan, Raka menemukan panel kecil di dinding.
"Apa ini... pintu rahasia?" gumamnya.
Dengan bantuan obeng kecil, ia berhasil membukanya. Ternyata di balik dinding, tersembunyi sebuah tangga menurun yang dipenuhi jaring laba-laba.
"Kita turun?" tanya Anya, ragu-ragu.
"Kita sudah sejauh ini. Aku harus tahu kenapa orang di foto itu mirip aku."
Langkah demi langkah mereka menuruni tangga, hingga sampai di sebuah ruang bawah tanah berisi rak-rak penuh dokumen dan foto. Di tengah ruangan, terdapat papan besar bertuliskan "ARSIP WARGA KOTA LAMA".
Raka mengambil satu folder dengan nama "Aldebaran R." dan saat membuka, ia mendapati akta kelahiran seseorang bernama Aldebaran Rakendra, dengan foto pria dalam gambar yang persis seperti dirinya... namun tertulis lahir tahun 1933.
"Ini... siapa aku sebenarnya?"