Di hutan jauh di Australia, hiduplah dua sahabat Wombat dan Quokka.
Wombat tenang, tidak banyak bicara, dan pandai menggali liang yang rapi.
Quokka ceria, banyak senyum tapi kalau soal bersaing, dia juaranya!
Apa pun yang Wombat lakukan, Quokka ingin ikut.
Kalau Wombat menggali terowongan baru, Quokka juga ikut menggali, walau pasirnya malah menutupi wajahnya sendiri.
Kalau Wombat mengangkut daun untuk alas tidur, Quokka juga mengangkut daun, walau daunnya jatuh satu per satu di jalan.
Quokka selalu berkata sambil tersenyum lebar, “Aku bisa lebih hebat darimu, Wombat!”
Suatu pagi, Quokka melihat sesuatu yang aneh di depan liang Wombat.
Ada kotoran berbentuk kotak! Benar-benar kotak seperti balok mainan!
Para hewan langsung heboh.
“Wah, unik sekali kotoran Wombat ini!”
“Harus difoto, kotoran Wombat memang paling keren!”
Klik! Klik! Jepret!
Dalam sekejap, foto kotoran Wombat viral di media sosial hutan.
Quokka cemberut.
“Huh! Kalau Wombat bisa, aku juga bisa! Bahkan lebih keren!” pikirnya.
Ia mencoba mengubah bentuk kotorannya.
Ia dorong, ia tekan, ia bentuk-bentuk.
Tapi…
“Huuueeek!” Quokka muntah karena bau kotorannya sendiri.
Ia menutup hidungnya sambil melompat mundur.
Wombat tertawa kecil.
“Tidak semua hal harus ditiru, Quokka,” katanya sambil tersenyum.
Quokka terdiam sebentar, lalu ikut tertawa.
Sejak hari itu, Quokka hanya meniru hal-hal yang membuatnya senang dan kotoran kotak jelas bukan salah satunya!
Ilustrasi dibuat dengan bantuan AI Chatgpt.


