Saat penutupan kegiatan Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 di Hotel Le Meridien Jakarta pada tanggal 1 Juli 2024, saya tersentak dengan pernyataan dari Bapak Drs. Muh. Abdul Khak, M.Hum., dalam sambutannya. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek ini menyentil soal program pengadaan dan pengiriman buku bacaan bermutu oleh Kemendikbudristek yang sudah berjalan sejak tahun 2022.
“Ada banyak tanggapan, respon dari guru dan siswa. Secara umum, responnya positif, hanya saja ada respon-respon yang menurut saya, itu memprihatinkan. Misalnya ketika sekolah menerima buku, itu takut. Itu saya temukan di NTT,” kata Abdul Khak dalam sambutannya.
Ia melanjutkan bahwa ketika itu dirinya sedang menjalankan tugas di salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT). “Saya punya waktu luang, saya katakan kepada kepala kantor di sana, bisa tidak, kita cari SD yang dulu pernah dikirimi buku,” kisahnya.
“Ternyata buku itu, bapak/ibu... Jadi, ada lemari, lemari yang berisi buku kiriman kami, itu dihadapkan ke tembok, dipaku. Petugas perpustakaan menyampaikan, betul ada buku, di kardus, belum dibuka,” lanjutnya.
Pengalaman mantan Kepala Balai Bahasa Jawa Barat dan Jawa Timur tersebut mengantar saya kepada sebuah permenungan panjang. Tentu bukan hanya karena saya hadir dalam kegiatan tersebut sebagai salah satu dari 6 penulis asal NTT. Lebih dari itu, sudah sejak tahun 2022 saya terlibat secara langsung dalam program pendampingan terkait pemanfaatan buku bacaan bermutu di Provinsi NTT sebagai salah satu fasilitator. Pertanyaan mendasar saya, kok bisa ada sekolah yang belum memanfaatkan buku-buku dari Kemendikbudristek? Padahal bukunya sudah diterima, dan sudah ada perwakilan kepala sekolah dan guru yang dilatih untuk memanfaatkan buku-buku itu.
Saya mencatat setidaknya ada dua kegiatan besar terkait pelatihan pemanfaatan buku bacaan bermutu di NTT. Pertama, tahun 2022 saya mengikuti kegiatan bertajuk “Peningkatan Mutu Fasilitator Pendampingan Pemanfaatan Bahan Bacaan Literasi dan Modul Literasi Numerasi Regional NTT dan NTB”. Kegiatan ini diselenggarakan di Kupang oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek. Saya terlibat sebagai peserta, kemudian terlibat sebagai fasilitator di Kabupaten Kupang beberapa waktu setelah pelatihan tersebut.
Kegiatan kedua yang saya ikuti terkait pemanfaatan buku bacaan bermutu adalah “ToT Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran melalui Penguatan Literasi Regional 8 Surabaya”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek pada tahun 2023 di Surabaya. Seperti kegiatan dari Badan Bahasa, dalam kegiatan ini saya juga terlibat sebagai peserta dan kemudian menjadi fasilitator di NTT khususnya di Region Kota Kupang dan Kabupaten Ende.
Dalam dua kegiatan di atas, saya bersama teman-teman tim fasilitator mendampingi sekolah-sekolah sasaran, yakni sekolah-sekolah yang menerima bantuan buku bacaan bermutu dari Kemendikbudristek. Peserta yang terlibat yakni kepala sekolah dan petugas perpustakaan atau perwakilan guru yang membidangi literasi.
Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia
Pada tanggal 27 Februari 2023, Kemendikbudristek melalui kolaborasi Badan Bahasa, BSKAP, Ditjen PDM, dan Ditjen GTK meluncurkan Program Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Melalui porgam ini dikirimkan lebih dari 15 juta eksemplar buku untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD se-Indonesia khususnya sekolah-sekolah yang belum mencapai kompetisi minimum literasi. Kebijakan tersebut dijabarkan ke dalam tiga pilar progam yakni (1) Pemilihan dan Penjenjangan, (2) Cetak dan Distribusi, (3) Pelatihan dan Pendampingan.
Dalam program Pemilihan dan Perjenjangan, Kemendikbudristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak. Terdiri atas 716 judul buku dari pelatihan penulis/ilustrator lokal, terjemahan bahasa daerah ke bahasa Indonesia dan bahasa asing ke bahasa Indonesia, serta modul literasi numerasi siswa kelas 1 – 6 SD.
716 judul buku bacaan yang telah dipilih, dijenjangkan, dan diverifikasi dapat diakses publik secara gratis melalui platform digital Kemendikbudristek. Selain itu, buku bacaan bermutu juga dapat diakses publik secara gratis melalui platform digital mitra Kemendikbudristek.
Selanjutnya dalam program Cetak dan Distribusi, Kemendikbudristek menyediakan 15.356.486 eksemplar (716 judul) buku bacaan bermutu ke 5.963 PAUD di daerah 3T dan 14.595 SD di daerah 3T dan daerah dengan nilai kompetensi literasi/numerasi merah. Program ini dilakukan melalui proses lelang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dan juga berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan, Pegiat Literasi, TNI, dan Masyarakat setempat.
Sementara itu dalam program Pelatihan dan Pendampingan, kepala sekolah, guru, dan pustakawan diberikan pelatihan dan praktik baik dalam pemanfaatan buku bacaan seperti (1) Membaca nyaring, (2) Membaca bersama, (3) Meminjamkan buku, (4) Menggunakan buku untuk kegiatan ekstrakurikuler, dan (5) Menggunakan buku untuk melatih guru/sekolah lain. Materi-materi pelatihan juga dapat diakses secara mandiri oleh kepala sekolah dan guru melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Praktik Baik Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu
Program Buku Bacaan Bermutu dari Kemendikbudristek sejatinya disikapi secara bijak oleh pihak sekolah khususnya sekolah-sekolah penerima bantuan buku tersebut. Pemanfaatan buku bacaan bermutu menjadi pilihan yang wajib dilakukan oleh sekolah demi terwujudnya tujuan akhir dari program dimaksud yakni meningkatnya literasi setiap anak didik.
Berbagai praktik baik yang dilakukan oleh sekolah dapat menjadi contoh positif dalam konteks ini. Sebagai contoh, pada Kamis, 29 Februari 2024, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, mengunjungi SD Negeri 003 Batu Aji, Kota Batam, Kepulauan Riau, yang merupakan salah satu penerima manfaat bantuan buku bacaan bermutu dari pemerintah. Sekolah ini menerima sebanyak 1.670 eksemplar buku bacaan. Pada kesempatan tersebut, Hafidz melihat bagaimana buku-buku itu telah dikelola dan ditata dengan baik pada ruang perpustakaan dan pojok-pojok membaca yang tersebar di area sekolah.
“Bangga rasanya melihat buku-buku tersebut telah dimanfaatkan dengan baik dan tepat sasaran oleh sekolah dan siswa. Sejatinya pelaksanaan sekolah seperti inilah yang diharapkan oleh Mas Menteri ketika meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-23 berupa Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia,” ucap Hafidz.
Hafidz mengungkapkan bahwa pemanfaatan dan praktik baik terhadap pemberian buku bacaan ini menjadi dorongan bagi pemerintah untuk melanjutkan dan meningkatkan program pencetakan dan pengiriman buku bacaan bermutu. “Pada tahun 2024 ini, Kemendikbudristek akan mengirimkan lebih dari 21 juta eksemplar buku bacaan ke sekolah-sekolah,” tutur Hafidz.
Upaya peningkatan literasi siswa di SD Negeri 003 Batu Aji tentunya tidak terlepas dari peran kepala sekolah dan guru-guru yang menginisiasi sejumlah program seperti lomba mendongeng, tema literasi setiap hari Selasa, membekali siswa dengan buku bacaan ketika belajar di rumah, dan sebagainya.
Kepala SD Negeri 003 Batu Aji, Sri Nurlelawati, menyoroti manfaat yang didapatkan dari membaca buku bermutu. “Ketika anak-anak membaca buku, mereka mendapat berbagai pengalaman baru, seperti menambah wawasan, mengenal tokoh-tokoh yang baik, serta melihat praktik-praktik baik dalam kehidupan sehari-hari.”
Tidak hanya itu, meningkatnya minat baca anak, juga berdampak pada peningkatan literasi mereka. “Pada Asesmen Nasional 2023, di bidang literasi kami mendapatkan nilai 96,67. Alhamdulillah, berkah lainnya dengan peningkatan literasi tersebut, SD Negeri 003 Batu Aji mendapatkan BOS Kinerja,” ujar Sri.
Praktik baik yang dilakukan di SD Negeri 003 Batu Aji sebagaimana dikisahkan di atas, kiranya dapat menjadi pemantik bagi sekolah-sekolah lain khususnya sekolah-sekolah yang telah menerima buku dari Kemendikbudristek untuk dapat memanfaatkan buku-buku tersebut secara maksimal. Dengan demikian maka buku bacaan bermutu yang dicetak/dikirim oleh Kemendikbudristek dan telah diterima oleh pihak sekolah tidak akan lagi (hanya) tersimpan di lemari buku atau di dalam kardus.
Daftar Pustaka
Merdeka Belajar Epidose ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Kemendikbudristek, 2023