Huam, Kubi mengerjapkan matanya.
Satu, dua, tiga. Kini matanya terbuka lebar.
Tapi, kenapa pandangannya agak suram ya?
Kubi lagi-lagi mengerjapkan matanya.
Satu, dua, tiga.
Kubi lalu membuka matanya lebar-lebar.
Eh, pandangannya masih belum jelas juga.
Bagaimana ini?
Padahal, malam nanti semua hewan akan berkumpul di taman.
Untuk merayakan pergantian tahun.
Nanti semua akan membawa makanan.
Kubi sudah menyiapkan nektar istimewa.
Sepanjang hari Kubi berkeliling.
Berulang kali Kubi hinggap di bunga jambu dan membawa pulang nektarnya.
Nektar bunga jambu rasanya sangat manis.
Kubi suka sekali. Dia mencicipi sedikit untuk memastikan rasanya.
Setelah itu Kubi segera pulang.
Kubi harus cepat-cepat menyimpannya di kendi. Kalau tidak, habis semua disantapnya.
Kubi kembali mengerjap-gerjap.
Pelan-pelan Kubi merangkak menuju dapur.
Tangannya meraba kendi yang tertutup rapat.
Wajahnya tersenyum senang.
Kemudian Kubi kembali merangkak menuju lubang depan.
Loh, apa ini?
Kubi tidak keluar. Pintu lubang ternyata tertutup oleh jaring laba-laba.
Kubi mengintip dari sela-sela jaring.
Terlihat jelas Ibu Laba-laba sedang membersihkan tepi jaring.
Sekarang Kubi tahu kenapa matanya tidak bisa melihat dengan jelas.
Sarang laba-laba menghalangi cahaya dari luar.
“Ibu Laba-laba” panggilnya sambil menggoyangkan jaring.
“Oh, oh, astaga, jaringku menutupi pintu rumah. Astaga. Maafkan,” jawab Ibu Laba-laba dengan panik.
Ibu laba-laba segera berlari menuju pintu lubang. Tangannya dengan cekatan menggulung jaring.
“Maafkan aku, Kubi. Aku terburu-buru membuat sarang. Agar telurku tidak hilang terbawa angin,” jelas Bu Laba-laba dengan nada sedih.
“Anginnya memang kencang sekali. Tidak apa-apa. Sekarang aku sudah bisa keluar dengan mudah,” jawab Kubi gembira,
Kubi kemudian menggerakan sayapnya. Sisa nektar yang menempel beterbangan dan jatuh di jaring Ibu Laba-laba.
“Wah, indah sekali. Jaringku jadi gemerlapan,” seru Ibu Laba-laba gembira.
Kubi tersenyum, “bagaimana kalau kita membuat hiasan untuk pesta nanti malam?”
“Oh, tentu. Aku mau sekali. Apa yang harus aku lakukan?” Tanya Bu Laba-laba penasaran.
Kubi membisikann rencananya. Ibu Laba-laba mengangguk. “Rencana yang bagus! Ayo kita mulai.”
Kubi kembali mengepakan sayapnya. Siap untuk terbang.
Kira-kira, apa Kubi merencanakan apa, ya?
Malam itu ketika semua binatang mulai berdatangan, Kubi dan Nyonya Laba-laba bersiap menyambut di dekat pohon. Sambil tersenyum Kubi mengantarkan para serangga duduk. Dengan demikian Kubi memastikan kejutan yang dipersiapkan tidak rusak. Nyonya Laba-laba senang melihat ranting dan dahan sudah penuh oleh serangga. Nyonya Laba-laba sibuk mengecek jaring laba-labanya, khawatir angin membuat daun jatuh ke atasnya.
Tak lama kemudian bulan bersinar dengan indah. Sinarnya mengenai jaring laba-laba. Taburan serbuk bunga membuat jaring laba-laba dipenuhi kerlib indah. Semua terpana melihat keindahannya. Kubi dan Nyonya laba-laba senang sekali. Malam ini semua warga hutan bergembira.
“