Begasing Beturai
“Mereka bermain apa, ya?” Kutai melihat Rafa dan Adam asyik bermain.
“Oh, mereka bermain gasing kayu.” Kutai juga ingin ikut bermain. Tapi, Kutai tidak punya gasing seperti milik mereka.
“Kutai, ayo ikut bermain! Pakailah gasing kayuku.” Rafa punya dua gasing kayu. Rafa meminjamkan satu gasing kayunya pada Kutai.
Kutai menerima ajakan bermain dengan senang hati. Kutai memakai gasing kayu Rafa. Kutai melilit gasingnya dengan tali. Talinya sepanjang 1 meter. Terbuat dari kulit kayu jomok. Rafa dan Adam juga melilit gasing kayunya. Mereka telah bersiap.
Satu, dua, tiga!
Kutai memutar gasing kayunya dengan tali panjang. Rafa dan Adam melakukan hal yang sama. Permainan gasing dimulai. Pemenangnya adalah yang berputar paling lama.
Gasing kayu Kutai berputar sangat cepat. Ujung bawahnya bergerak seimbang. Gasing Rafa berhenti setelah oleng ke kiri. Tidak lama kemudian, gasing Adam juga berhenti. Gasing Kutai berputar paling lama.
“Yeay, aku menang!”
“Tidak mungkin! Mengapa gasing Kutai bisa menang? Apakah kamu bermain jujur, Kutai?” Adam penasaran dengan cara bermain Kutai.
“Tentu saja aku bermain jujur. Bukankah kita memutar gasing pada waktu yang sama? Aku memutar gasing tepat pada hitungan ketiga.” Kutai meyakinkan Adam dan Rafa.
“Apakah kita perlu mengulanginya lagi? Kita buktikan bahwa semua bermain dengan jujur,” ucap Kutai lagi.
Kutai, Rafa dan Adam kembali bermain. Mereka menghitung sampai tiga secara bersamaan. Mereka memutar gasing pada waktu yang sama. Hasilnya? Gasing kayu Kutai tetaplah juara.
“Wah, sepertinya kita harus berlatih lagi, Dam! Kutai memang jago bermain gasing. Besok, kita harus menang dari Kutai.” Rafa menyemangati Adam.
Meski kalah, mereka tidak pernah menyerah. Mereka berjanji akan bermain lagi. Bermain gasing perlu kekompakan dan kerjasama.
“Aku harus punya gasing sendiri.” Kutai mengucap tekad dalam hati. Kemudian, Kutai mencari kayu bekas. Kutai mencoba membuat gasing. Kutai memahatnya dengan hati-hati. Kutai berhasil, tapi ...
“Kok, tidak berputar? Aku harus minta bantuan Paman Aga.” Kutai menemui Paman Aga, pengrajin gasing kayu. Bermacam gasing kayu pernah dibuatnya.
Paman Aga menjelaskan bermacam bentuk gasing kayu. Ada gasing bengor yang berbentuk gepeng. Ada gasing buong berbentuk gentong. Ada gasing pendada berkepala dua. Ada juga gasing prangat, gasing pelele, dan gasing tungkul.
Paman Aga menjelaskan cara membuat gasing. Kutai memperhatikan dengan baik. Paman Aga membuat gasing dari kayu khusus. Kayu yang dipakai asli Kalimantan. Namanya kayu Ulin dan Benggaris.
Paman Aga membantu Kutai membuat gasing prangat. Gasing kayu yang bentuknya ceper. Gasing prangat biasanya untuk adu ketahanan berputar. Dalam bahasa daerah Kutai Kertanegara disebut beturai.
“Nah, gasingmu sudah selesai. Mainkan dengan cara yang benar. Bermainlah dengan jujur dan sportif.”
Begasing beturai bukan sekedar bermain gasing. Kejujuran dan Kerjasama menjadi bagian penting permainan. Kutai membawa pulang beberapa gasing dengan gembira.
Sesuai janji, Kutai menemui Rafa dan Adam. Mereka siap bertanding lagi. Kutai membawa gasing kayu buatannya. Kutai bangga dan percaya diri untuk menang.
Kutai membuat bentuk lingkaran di tanah sebagai arena. Satu lingkaran besar. Satu lagi lingkaran kecil didalamnya. Mereka akan melakukan begasing beturai. Tanding ketahanan berputar.
Kutai melilit gasing dengan tali. Tali dililitkan di bagian atas gasing. Gasing akan berputar saat dilempar dan ditarik dari tali. Lilitan tali berpengaruh pada kecepatan putaran gasing.
“Kalian sudah siap? Satu dua tiga, berturaiii!”
Kutai, Rafa dan Adam melempar gasing bersamaan. Gasing mereka berputar cepat. Permainan pertama, gasing prangat milik Kutai menang. Permainan kedua, gasing Rafa menang. Selanjutnya, gasing Adam juara. Mereka bermain dengan jujur dan berani.
“Ups, ujung gasingku lepas.” Gasing Rafa rusak. Rafa merasa sedih. Kutai menghibur Rafa. Kutai memberikan gasing buatannya untuk Rafa. Kutai memang membuat gasing lebih dari satu. Kutai juga memberi Adam gasing baru.
Permainan begasing di Kutai Kertanagara memiliki nilai budaya. Setiap gasing memiliki sejarah tersendiri. Gasing bengor biasa dimainkan saat masa tanam. Gasing tungkul dan buong dimainkan setelah masa panen.
“Wah, ternyata bermain begasing beturai itu menyenangkan! Kita bisa melatih kekompakan dan kerjasama. Kita juga bisa melestarikan budaya Indonesia.” Kutai, Rafa dan Adam bermain dengan gembira.
Rafa dan Adam senang punya gasing istimewa. Gasing kayu pemberian Kutai, sahabat terbaik mereka. Gasing kayu tradisional yang unik. Gasing kayu khas Kutai Kertanagara. Apakah kalian juga ingin memilikinya?
Glosarium:
Begasing: Bermain gasing
Beturai: Ketahanan lama
Kayu Jomok: Pohon hutan berkulit tebal.
Sportif: Bersifat ksatria, jujur.
