Mohon tunggu sebentar, kami sedang memuat konten untuk Anda.
PaberLand - Platform Komunitas Penulis Bacaan Anak Indonesia
Dipublikasikan 6 hari yang lalu
Ia setia menunggu
Walau tak tahu kapan penantian berakhir
Mungkin hari ini hujan
Walau seringkali terik hadir
Entah mengapa, dingin sekali
Selumbari ia berteduh
menepi sendiri
Raut wajahnya selalu murung
Tak ada segaris senyum
Deburan ombak terdengar merdu
seperti suara orkestra
Riak air terlihat seperti pertunjukan
Jangan tanya kalau gelombang
Ia tak diinginkan hadir
Sendu
Ia masih sendiri
Menunggu senja
Ibu rumah tangga yang menyambi sebagai tutor turorial online
<p>Ia mampu meramu kata</p> <p>menjadikanku terpana</p> <p>Ia mampu membuat frasa</p> <p>hingga banyak yang terpesona</p> <p>Selayaknya batari, ia sangat dinantikan</p> <p>kata-katanya selalu merindu<...
<p><span style="font-family: 'comic sans ms', sans-serif;">Di tiap fajar </span><span style="font-family: 'comic sans ms', sans-serif;">ia bergegas </span></p> <p><span style="font-family: 'comic...
<p>Ia mampu meramu kata</p> <p>menjadikanku terpana</p> <p>Ia mampu membuat frasa</p> <p>hingga banyak yang terpesona</p> <p>Selayaknya batari, ia sangat dinantikan</p> <p>kata-katanya selalu merindu<...
<p><span style="font-family: 'comic sans ms', sans-serif;">Di tiap fajar </span><span style="font-family: 'comic sans ms', sans-serif;">ia bergegas </span></p> <p><span style="font-family: 'comic...
Temanku kelaparan Di video itu aku melihat mereka di perkemahan di pagi hari Menunggu makanan yang akan dibagi Mereka berbaris rapi Menerima daging sapi Dengan wadah besar dan rusak tak bagus lagi Di video itu mereka menunggu Menerima makanan dan harapan baru Tidak ingin lapar lagi dan selalu ada makanan baru Tersenyum dengan wajah lucu Aku tidak mau mereka kelaparan lagi Memegang perut yang seolah bernyanyi Aku ingin mereka tertawa lagi Ceria dan bahagia kembali
Puisi tentang kesedihan anak Palestina dari serangan penjajah.
