Legenda Batu Menangis
Cerita Rakyat dari Kalimantan
Diceritakan kembali oleh: Mamat Alamat
Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa yang jauh di pedalaman Kalimantan, hiduplah seorang gadis cantik bernama Darmi yang terkenal akan kecantikannya, namun sayangnya memiliki sifat sombong dan durhaka.
Alkisah, Darmi tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan miskin. Desa itu dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga sering terdengar kabar tentang anak-anak muda yang mulai melupakan adat dan sopan santun.
Suatu hari, Darmi mengajak ibunya pergi ke pasar. Namun, saat sampai di sana, ia merasa malu berjalan bersama ibunya yang berpakaian compang-camping. Ia pun mengaku kepada orang-orang bahwa wanita tua itu hanyalah pembantunya. Hati sang ibu pun sangat terluka.
"Seberapa pun tinggi langit, tak akan sanggup menutupi aib durhaka," bisik seorang nenek tua yang menyaksikan kejadian itu.
Dengan rasa sabar, sang ibu menahan air mata dan berdoa kepada Tuhan agar anaknya diberi pelajaran. Tak lama kemudian, langit mendung dan angin berhembus kencang. Darmi tiba-tiba tak bisa menggerakkan tubuhnya. Tubuhnya mulai mengeras, perlahan berubah menjadi batu.
Akhirnya, Darmi sepenuhnya berubah menjadi batu yang hingga kini dikenal sebagai "Batu Menangis", karena batu itu konon mengeluarkan air seperti air mata. Dan sejak saat itu, warga desa selalu mengajarkan anak-anak mereka untuk menghormati orang tua.
"Hormatilah orang tuamu, karena doa dan restu merekalah yang mengiringi langkah hidupmu."
— Selesai —